astakajambi.com,- Industri fast fashion semakin mempercepat laju kerusakan lingkungan yang membahayakan manusia dan makhluk hidup lainnya. Peringatan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam acara Hari Sampah Internasional pada 30 Maret 2025.
Guterres menyerukan perlunya tindakan segera untuk menekan dampak negatif industri pakaian terhadap lingkungan. Fast fashion, yang dikenal dengan produksi pakaian murah dan mengikuti tren yang cepat berubah, mendorong konsumen untuk membeli dan membuang pakaian dalam waktu singkat.
Padahal, industri fashion merupakan salah satu penyumbang polusi terbesar di dunia. Sektor ini bertanggung jawab atas sekitar delapan persen emisi gas rumah kaca global. Tak hanya itu, industri ini juga menyerap sekitar 215 triliun liter air per tahun dan bergantung pada ribuan bahan kimia, banyak di antaranya berbahaya bagi kesehatan dan ekosistem.
Dengan model bisnis yang mengutamakan kecepatan produksi, jumlah pakaian yang dibuang pun meningkat drastis. Menurut Guterres, setiap detik, pakaian seukuran satu truk sampah dibakar atau dikirim ke tempat pembuangan akhir. “Krisis limbah mode hanyalah gejala dari masalah global yang jauh lebih besar,” ujarnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memperpanjang umur pakaian, yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 44 persen. Guterres juga menyoroti bahwa jika dikelola dengan baik, limbah fashion bisa menjadi peluang untuk menciptakan kehidupan dan mata pencaharian yang lebih baik.
Ia mengapresiasi para desainer yang mulai menggunakan bahan daur ulang, konsumen yang makin peduli dengan produk ramah lingkungan, serta tumbuhnya pasar penjualan pakaian bekas.
Untuk mewujudkan industri fashion yang berkelanjutan, Guterres menegaskan pentingnya peran pemerintah dalam menetapkan regulasi pro-lingkungan, serta tanggung jawab bisnis dalam mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
Konsumen pun diimbau untuk membuat pilihan yang lebih bijak, seperti membeli produk tahan lama, mengurangi konsumsi berlebihan, dan mendukung pasar penjualan kembali.
“Mari kita berkomitmen melakukan peran masing-masing untuk menciptakan dunia yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi semua,” tutup Guterres.
sumber : kompas.com