astakajambi.com,- Raksasa mode global H&M berencana membuat replika digital dari model-modelnya pada tahun ini dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI). Langkah ini memicu perdebatan di kalangan pelaku industri fashion, khususnya terkait etika dan perlindungan hak pekerja.
Dilansir dari CNN, H&M menargetkan untuk membuat sekitar 30 kloning digital model sepanjang tahun 2025. Saat ini, perusahaan masih menjajaki cara terbaik dalam memanfaatkan model-model digital tersebut.
Proyek ini akan melibatkan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk agensi dan para model itu sendiri. Nantinya, para model akan memiliki hak atas versi digital mereka dan berpotensi untuk “bekerja” dengan merek lain serta mendapatkan kompensasi layaknya model konvensional.
Sekretaris Jenderal Equity—serikat pekerja seni pertunjukan dan hiburan di Inggris—Paul W. Fleming menyambut baik rencana H&M untuk memberikan bayaran kepada model digital. Meski begitu, ia menekankan pentingnya penerapan perlindungan AI dalam perjanjian kerja dan undang-undang demi melindungi hak-hak pekerja di era digital.
H&M bukanlah pionir dalam penggunaan model berbasis AI. Sebelumnya, pada Maret 2023, label denim Levi Strauss & Co juga mengumumkan rencana serupa. Meski demikian, Levi menegaskan bahwa sesi pemotretan dengan model sungguhan tetap akan terus dilakukan.
sumber : CNN Indonesia