astakajambi.com |
“Kemarin kami menyampaikan ke Wamendag bahwa banyak UMKM yang sudah ekspor. Wamen memprioritaskan potensi UMKM skala ekspor, salah satunya UMKM yang mengirim produk tempoyak kemasan ke Arab,” ujar Ivan.
Produk-produk UMKM tersebut, menurut Ivan, ditemui langsung oleh Wamendag dalam Festival UMKM yang bermitra dengan BUMN. Ia menyoroti mahalnya ongkos pengiriman produk UMKM ke luar negeri. “Biaya untuk satu kotak kecil bisa mencapai Rp800 ribu, jadi kami meminta bagaimana caranya agar ongkosnya bisa lebih murah,” ungkapnya.
Ivan menambahkan bahwa kunjungan Wamendag ke Jambi bertujuan untuk melihat langsung potensi UMKM yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Ia menyebut bahwa Jambi memiliki banyak komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Selain memantau UMKM, Wamendag juga memonitor harga kebutuhan pokok di pasar tradisional. Ivan menjelaskan bahwa hal ini penting untuk memastikan stabilitas harga, terutama menjelang momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
“Alhamdulillah, setelah pengecekan, harga kebutuhan pokok di Jambi masih di bawah target yang ditetapkan Kementerian Perdagangan. Ini menunjukkan bahwa pasar tradisional di Jambi berjalan cukup baik,” tambah Ivan.
Dengan dukungan yang terus diberikan oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, Ivan berharap UMKM Jambi semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar global. Dukungan ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
(sumber:jambiberita.com)